PENGERTIAN ZIKIR
Zikir dalam arti harfiah adalah ingat. Artinya apabila seseorang yang ingat akan
sesuatu maka itu dinamakan zikir atau mengingat sesuatu. Namun yang dikehendaki dalam
pembahasan disini ialah zikir dalam arti Menyebut lafazd tertentu serta paham ma’na dan
hakikat tujuan dari kalimat yang disebutnya itu.
MACAM-MACAM ZIKIR
Zikir itu sendiri sangat banyak macam-macamnya. Ulama terdahulu membaginya
dalam beberapa bagian;
1) Zikir lisan (yang diucapkan dengan lidah)
2) Zikir qalbi (zikir dalam hati)
3) Zikir sirri (zikir rahasia )
4) Dll.
Dzikir Kolbu menuju Dzikir Abadi
Orang-orang Islam yang selalu melanggengkan bershalawat Kepada Nabi dan berdzikir
kepada Allah swt, niscaya mereka bertambah dekat kepada Allah dan Rasulullah-Nya, seperti sabda
Rosullullah:
“Orang yang paling utama bersamaku kelak pada hari kiamat adalah mereka yang palig banyak
membaca shalawat untukku.”
Dan Rasulullah saw memperingatkan bilamana mereka tidak berdzikir dan bershalawat di
dalam kehidupannya, bahkan melalaikan sholawat dan berdzikir, mereka akan merugi di hari
kiamat, sebagaimana sabda beliau Nabi Muhammad saw:
“Tidaklah sesuatu kaum duduk dalam suatu tempat dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah Azza
wa Jalla serta membaca shalawat kepada nabi saw. kecuali mereka menyesal kelak pada hari
kiamat.”
Adapun Dzikir Kolbu yang langgeng, yaitu dzikirnya para malaikat yang selalu patuh kepada
Allah swt. Dan selalu taat melaksanakan tugasnya masing-masing.
Sedangkan manusia harus melalui latihan-latihan dalam melaksanakan Dzikir Kolbu kepada
Allah. Di saat latihan-latihan ber Dzikir Kolbu tentulah mengalami berbagai rintangan dan
hambatan tetapi harus dan tetap tabah, karena rintangan dan hambatan itu sebagai cambuk
semangat dalam melaksanakan Dzikir Kolbu kepada Allah, dalam firman Allah dijelaskan
disurat Al-A’raf ayat 205-206:
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut dan tidak mengeraskan suara diwaktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada disisi (Allah) (Tuhanmu) tidaklah merasa enggan
menyembah Allah dan mereka mentasbihkanNya dan hanya kepadaNyalah mereka bersujud.
Dzikir Kolbu diawali dari dzikir lisan atau dzikir nafas, bila hatinya tergetar, sekecil apapun
getaran di hati / kalbu lalu dikembangkan ke seluruh anggota tubuh. Dan dilanjutkan gerakan
kalbu untuk ber Dzikir Kolbu, suarakan kalbumu untuk mengatakan; Allah, Allah, Allah…
Proses itu membutuhkan waktu, mungkin hanya satu hari atau dua hari, mungkin juga bisa
berbulan-bulan, sampai Anda mengalami pengalaman spiritual dalam dzikir posisi yang di
alam sana: memasuki tempat yang maha luas tak terlindungi oleh naungan apapun, tempat itu
terbuka amat luasnya terisi oleh para jamaah, yang sedang berdzikir, tempat ini “ladang para
jamaah” nya orang-orang yang sedang berdzikir.
Kalau sudah memasuki alam itu berarti kita sudah terpaling ke tempat jamaahNya dimana di
dalam al Qur’an ditegaskan disurat Al-Fajr ayat 27-30: "Hai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas (ridlo) lagi diridhaiNya, maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu".
sepatutnya kita dapat terpanggil seperti yang maksud dari ayat tersebut diatas.
sepatutnya kita dapat terpanggil seperti yang maksud dari ayat tersebut diatas.
Zikir Lisan, Hati Dan Ruh
Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang berzikir dengan firman-Nya:
“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana Allah telah memberikan petunjuk
kepadamu” (Surah Al-Baqarah: 194).
Yakni memberi petunjuk pada martabat zikirmu. Rasul bersabda:
“Kalimat yang terunggul yang aku ucapkan dan oleh para nabi sebelumku adalah Laa Ilaha
Illallah”.
Setiap maqam memiliki martabat masing-masing, jahar maupun khafi. Orang yang zikirnya
zikir lisan, berarti diberi petunjuknya hanya smapai kepada zikir lisan. Orang yang berzikir
dengan zikir hati, berarti diberi petunjuknya sampai kepada zikir hati. Dan orang yang
zikirnya sampai kepada zikir ruh, berarti diberi petunjuk sampai kepada zikir ruh. Selanjutnya
kepada zikir khafi dan akhfal khafi (zikir maha samar). Adapun zikir lisan berfungsi sebagai
pemberi peringatan kepada hati, terhadap zikir yang dilupakannya.
Zikir nafsi ialah zikir yang tidak terdengar, zikir tanpa huruf tanpa suara, hanya didengar
dengan indera dan gerakan dalam batin. Adapun zikir hati adalah terus-menerus pada hati ke
dalam hati dengan Jalaliyah dan Jamaliyah. Hasil daripada zikir ruh adalah menyaksikan
cahaya Tajalli Sifat. Adapun zikir sirri ialah mengintai terbukanya rahasia Ilahiyah. Adapun
zikir khafi ialah terarah pada cahaya keindahan Zat Yang Maha Tunggal di Maq’adi Sidqin
‘Inda Malikin Muqtadir.
Adapun zikir Akhfal Khafi ialah telah mampu melihat hakikat Haqqul Yaqin dan tidak ada
satu pun yang dapat mengetahuinya, kecuali Allah s.w.t. Firman Allah dalam Surah Thaha
ayat 7:
“Allah mengetahui sirri (rahasia) dan akhfa (yang lebih samar)”.
Inilah ilmu yang tertinggi dan tujuan yang terakhir.
Ketahuilah, bahaw di sana ada Ruh yang lain yang lebih halus daripada ruh-ruh lainnya, yaitu
Tiflul Ma’ani. Ia adalah latifah yang selalu mengajak kembali kepada Allah. Sebahagian sufi
besar mengatakan bahwa ruh yang ini tidak dimiliki oleh sembarang orang, hanya orangorang
yang khawaslah yang memilikinya. Berdasarkan firman Allah dalam Surah Al-Mu’min
ayat 15:
“Allah menetapkan ruh atas perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya”.
Ruh yang ini selalu bersanding di alam Qudrat dan alam Musyahadah pada alam hakikat. Ia
tidak akan berpaling pada selain Allah s.w.t. Rasul bersabda:
“Dunia haram bagi ahli akhirat. Akhirat haam bagi ahli dunia. Dunia dan akhirat haram bagi
Allah”.
Itulah Tiflul Ma’ani. (Yang dimaksudkan haram adalah jangan menjadi penghalang untuk
selalu mengingat Allah).
Jalan untuk wusul (sampai kepada Allah ta’ala) ialah selalu menjaga badan pada jalan yang
benar, selalu melakukan segala hukum syariat siang dan malam dan mudawamah zikrullah
dengan sirri (hati) maupun jahar (bersuara). Mudawamah zikir hukumnya fardu yang harus
dilakukan oleh semua manusia yang ingin dekat dengan Allah. Allah berfirman dalam Surah
Ali-Imran ayat 191:
“Ingatlah Allah dalam keadaan berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi”.
Ruh Yang Berdzikir
Ketika kita berdzikir dengan posisi duduk menghadap qiblat dan jangan bergerak. Qolbu
juga kita suarakan dzikir Kolbu Allah… Allah… Allah… terus sampai badan kita tak
merasakan apa-apa. Qolbu terus bersuara….. masukkan lagi ke kedalaman yang paling
dalam, lalu suarakan lagi dzikrullah ke kedalaman yang paling dalam itu, bersuara Allah…
Allah… Allah… Setelah itu dengarkan dengan qolbu-mu, samakan dengan suara qolbumu.
Sampai muncul adanya getaran. Dan rasakan getaran, kehidupan Ruh terasa hidup dan makin
hidup, hidup yang lebih hidupi dengan hidupnya Ruh yang sedang berdzikir. Dan kita bisa
katakan ; Hidup Dalam Ruh yang Sedang Berdzikir. Dan kita bisa lebih mengenal Ruh kita
dengan dzikrullah.
sabda Rosullulah Muhammad Saw :
لِك لُ ش ىَ ءْ ص قَ اَل ةَ و صَ قَ اَل ةَ ال قْ لَ بِْ ذ كِ رُْ لله “Bahwasanya bagi tiap sesuatu ada alat untuk mensucikan dan alat untuk mensucikan Qolbu itu ialah Dzikrullah.”
Pintu awal memasuki alam Ruh adalah lewat qolbu, kalau qolbu sudah dibersihkan dengan
dzikir qolbu, maka lambat laun Ruh ikut menyuarakan dzikir. Dalam fase ini prosesnya
melalui ritual-ritual Khusus. Dengan mengkhususkan diri dalam menjalankan ritual, maka
kebersihan qolbu akan nampak dari kebeningan dalam pemikiran, karena qolbu selalu
mengumandangkan dzikir, sedangkan Ruh, dalam kondisi kesuciannya, ikut melantunkan
dzikir. Dzikirnya Ruh mampu merontokkan hijab jiwa yang sekian lama membelenggunya
yang sulit dipisahkan.
Dalam surat As-Syam ayat 9 dan 10, Allah swt berfirman:
1خ اَب م نَ دَ سَّھقََاد ( ا (َف 9ْل حَ م نَ ز كَ ھَّا ( و (ق دَ0ْ
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori jiwanya".
Selalu Berdzikir kepada Allah swt akan senantiasa menguatkan iman dan taqwa seseorang,
sekaligus membersihkan qolbu serta Ruh. Dalam perjalanan hidupnya, yang dipikirkan hanya
pendekatan diri kepada Allah swt. Ilham-ilham pun sering didapatkan, menerima ilham lewat
qolbu dan Ruh sebagaimana firman Allah swt. Dalam surat As-Syam ayat 8:
ف اَ لَ ھَْم ھَ ا ف جُ و رْ ھَاو تَق وْ ھَا (الش مَّ سْ
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu(jalan) kefasikan dan (jalan) ketaqwaannya”.
Jadi Allah swt juga masih menguji dan memberi cobaan kepada orang yang taqwa, cobaan itu
berupa: kejelekan serta kehinaan. Apakah dia Oleng, goyahkah taqwanya? Atau tambah
kokoh taqwanya? Sesungguhnya orang-orang yang taqwa, dia mampu mengantisipasi dan
menangkal dengan kesabaran dan ketabahan hati. Dia tetap tegar dalam menghadapi segala
cobaan yang menimpanya dan senantiasa mengokohkan posisi dalam kesuciannya yang tidak
akan dicemari oleh siapapun. Karena Ruh tetap suci. Jadi yang bisa dikotori itu adalah jiwa
bagian luar, itu-pun hanya limbasan dari kotornya qolbu yang dililit pengaruh dari hawa
nafsu serta keinginan yang menyesatkan. Wallahu a’lam. Sumber
0 komentar:
Post a Comment